SEJARAH SINGKAT AMURA KARATE-DO INDONESIA
SEJARAH
AMURA KARATE-DO INDONESIA
Perguruan Olah Raga Seni Beladiri Karate-Do ini didirikan di Bandung
pada tahun 1965, mengenai kapan tanggal didirikannya tidak ada satupun
yang mengetahuinya. Perguruan Amura Karate-Do Indonesia biasa disebut
AMURA, AMURA juga dapat diartikan sebagai Ajang Membina Ulet Raga.
Keberadaan Perguruan AMURA dimana Bpk. H. Moch Ramli, SH selaku Ketua
Umum dikala itu memang diakui oleh FORKI (Federasi Olah Raga Karate-Do
Indonesia), dikarenakan AMURA turut ikut berperan serta juga atas
berdirinya Organisasi FORKI dan menjadi salah satu dari anggotanya. Akan
tetapi karena tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh Perguruan AMURA
sampai pertengahan tahun 1989, maka Perguruan AMURA dinyatakan oleh
FORKI sebagai salah satu Perguruan Non Aktif sehingga tidak dapat
diikutsertakan pada setiap kegiatan FORKI.
Pada tanggal 11 September 1989 Bpk. H. Moch Ramli, SH selaku Ketua Umum
Perguruan Amura Karate-Do Indonesia, ketika itu menulis surat yang
ditujukan langsung kepada Pengurus Besar FORKI (PB. FORKI), perihal
pernyataan Pelimpahan Kepengurusan Organisasi Perguruan Amura Karate-Do
Indonesia kepada Sensei Tadjuddin Mustadjab dan Sensei J. Bram polana,
untuk mengurus, menggerakkan serta menjalankan Roda Organisasi Perguruan
Amura Karate-Do Indonesia sekaligus menyatakan bahwa perpindahan alamat
sekretariat pusat yang semula beralamat di Jl. Balong Gede No. 41
Bandung, kemudian dialihkan ke Jl. Balok No.11 Kamp. Ambon - Jakarta
13210 Telp./Fax. (021) 4895251, hal ini tertera dan tertuang pada surat
No.001/AMR/X/89 tertanggal 11 September 1989 yang ditandatangani sendiri
oleh Bpk. H. Moch. Ramli, SH secara personal selaku Ketua Umum Amura
Karate-Do Indonesia .
Perlu diketahui bahwa Perguruan Amura Karate-Do Indonesia pada saat itu
tidak memiliki personil berupa Kepengurusan Organisasi terkecuali Bpk.
H. Moch. Ramli, SH sendiri secara personal, untuk selanjutnya surat
tersebut sah-sah saja diterima oleh PB. FORKI, kemudian disusul dengan
surat No.002/AMR/XI/89 tertanggal 10 Nopember 1989 yang ditujukan
langsung kepada PB. FORKI juga, perihal afiliasi teknik Karate Perguruan
Amura Karate-Do Indonesia yaitu menggunakan Aliran Wado (Wado Ryu).
Kemudian mengenai Susunan Kepengurusan Pusat sejak dikeluarkannya surat
tersebut secara teknis Perguruan Amura Karate-Do Indonesia telah
diserahkan langsung kepada Sensei Tadjuddin Mustadjab dan Sensei J. Bram
Polana .
Adapun aliran yang dipakai oleh Perguruan Amura Karate-Do Indonesia
adalah Aliran Wado (Wado Ryu). Karena duet Sensei J. Bram Polana dan
Sensei Tadjuddin Mustadjab merupakan Representatif (Perwakilan) dari
Wado International Karate-Do Federation (WIKF) untuk Indonesia yang
dipimpin langsung oleh Sensei Professor Tatsuo Suzuki DAN 8 Hanshi
sebagai Chief Director of WIKF.
Atas dasar surat tersebut secara praktis Perguruan Amura Karate-do
Indonesia dilanjutkan oleh Trio Pendiri Amura Karate-do Indonesia yaitu :
¯ H. Moch. Ramli, SH sebagai Ketua Umum
¯ J. Bram Polana sebagai Ketua Harian/KAKOMTEK Pusat
¯ Ir. Tadjuddin Mustadjab sebagai Ketua Dewan Guru
Untuk melihat perkembangan Karate-Do aliran WADO (WADO RYU) khususnya
WIKF (Wado International Karate-Do Federation) Indonesia yang di
percayakan/di pimpin oleh duet Sensei J. Bram Polana dan Sensei Tadjudin
Mustadjab. Pada tanggal 7 Maret 1990 Sensei Tatsuo Suzuki (Chief
Director of WIKF) menyempatkan diri singgah di Indonesia dalam
kunjungannya ke Negara-negara Eropa dan Australia, serta membuka Gashuku
Nasional 1 (pertama), Amura (WIKF) Karate-Do Indonesia Cibubur pada
tanggal 10 - 11 maret 1990, yang di hadiri sebanyak 690 Karate-Ka dari
DKI, Jawa Barat dan Sumatera Selatan (Palembang).
Gambar : Sensei Suzuki (tengah) bersama J. Sensei Bram Polana (kedua dari kanan) dan para atlet KOSGORO Cup 1.
Selama di Indonesia Sensei Tatsuo Suzuki melatih Karate-Ka-Karateka-Ka
Amura dalam persiapannya menghadapi KOSGORO CUP 1 yang diadakan pada
tanggal 12 - 15 Maret 1990 dan menguji Karate-Ka sabuk cokelat serta
sabuk hitam untuk kenaikan tingkat, serta meresmikan keberadaan aliran
Wado (WADO RYU) diperguruan Amura tersebut.
Untuk meyakinkan PB. FORKI bahwa Perguruan Amura Karate-Do Indonesia
adalah beraliran Wado (Wado Ryu) dengan Logo / Lambang berupa gambar
BURUNG MERPATI yang melambangkan Perdamaian dengan LINGKARAN BERWARNA
MERAH melambangkan Dunia sehingga Wado Ryu bertujuan untuk mendamaikan
dunia melalui olah raga seni beladiri Karate. Kemudian Sensei J. Bram
Polana dan Sensei Tadjuddin Mustadjab mengundang Pimpinan Wado
International Karate-Do Federation (WIKF) Yaitu Sensei Professor Tatsuo
Suzuki DAN 8 Hanshi sebagai Chief Director of WIKF untuk meresmikan
Perguruan Amura Karate-Do Indonesia yang dipimpin oleh Sensei J. Bram
Polana dan Sensei Tadjuddin Mustadjab adalah berafiliasi teknik kepada
WIKF yaitu Aliran Wado (Wado Ryu). Pada tanggal 10 Maret 1990 kunjungan
kehormatan Pakar Karate-DO dari JEPANG Aliran Wado (WADO RYU) yaitu
Sensei Prof. Tatsuo Suzuki menyempatkan diri untuk memberikan beberapa
buku Karate Sensei Tatsuo Suzuki dan berupa vandal perguruan Amura
Karate-Do Indonesia dan diterima dengan sangat baik oleh Ketua Harian
PB. FORKI yaitu Bpk. Adam Saleh untuk meminta restu bahwa Perguruan
Amura Karate-Do Indonesia beraliran Wado (Wado Ryu). Dengan didampingi
oleh Sensei J. Bram Polana dan Sensei Tadjuddin Mustadjab serta beberapa
Pengurus Pusat Amura Karate-Do Indonesia Lainnya. Tetapi sangat
disayangkan bahwa pada acara tersebut tidak dapat dihadiri oleh Ketua
Umum Amura Karate-Do Indonesia Yaitu Bpk. H. Moch. Ramli, SH.
Gambar : Bpk. Adam Saleh selaku Ketua Harian PB. FORKI dan Sensei Prof.
Tatsuo Suzuki DAN 8 Hanshi bersama Pengurus Pusat Amura Karate-do
Indonesia.
Gambar : Sensei Suzuki memberikan kenang-kenangan berupa buku-buku
karate versi Tatsuo Suzuki dan juga berupa vandal perguruan Amura
Karate-Do Indonesia kepada Bpk. Adam Saleh selaku Ketua Harian PB.
FORKI.
Pada kesempatan itu pula Sensei Tatsuo Suzuki banyak memberikan nasehat
dan saran yang membangun bagi perguruan Amura Karate-Do Indonesia serta
latihan bersama sehingga dapat menambah wawasan didunia perkaratean
aliran Wado (Wado Ryu) kepada dewan guru, pelatih, atlet dan khususnya
Sensei J. Bram Polana dimana secara pribadi beliau sering berkomunikasi
dengan Sensei Tatsuo Suzuki dalam mengikuti perkembangan Karate Aliran
Wado (Wado Ryu) bahkan Sensei J. Bram Polana diterima dengan sangat baik
dan ditunjuk sebagai Authorized Representative (perwakilan) of WIKF in
Indonesia oleh Sensei Tatsuo Suzuki.
Gambar :
Sensei J. Bram Polana merupakan Authorized Representative of WIKF di
Indonesia yang ditunjuk langsung oleh Sensei Prof. Tatsuo Suzuki DAN 8
Hanshi.
Prestasi Amura (WIKF) Karate-Do Indonesia didunia perkaratean Nasional
cukup meningkat tajam, terbukti dengan berkembangnya dan terbentuknya
dojo-dojo baru di daerah-daerah serta lahirnya atlit-atlit berbakat
sehingga Amura (WIKF) karate-Do Indonesia merupakan salah satu perguruan
Karate-Do anggota FORKI yang sebelumnya tidak di kenal bahkan
dinyatakan tidak aktif, tapi saat sekarang dapat di perhitungkan
terutama dalam ajang turnamen kejuaraan daerah, terbuka maupun nasional.
Sensei J. Bram Polana dan Sensei Tadjuddin Mustadjab harus bekerja keras
menjalankan Roda Organisasi Amura Karate-Do Indonesia, disebabkan PB.
FORKI akan menerima dan menyatakan Perguruan Amura Karate-Do Indonesia
adalah sebagai anggota FORKI apabila dapat memiliki minimal 5 (lima)
Pengurus Daerah dalam jangka waktu 3 bulan. Sejak saat itu Sensei
Tadjuddin Mustadjab mulai membuka Pengda - Pengda (Pengurus Daerah)
antara lain : Pengda Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan kalimantan
Selatan sedangkan Sensei J. Bram Polana menata kembali Pengda - Pengda
yang sudah berdiri dikala itu antara lain : Pengda DKI Jakarta meliputi
Dojo (Tempat Latihan) di BAPINDO, Kampus LPT YAI, PSKD - I, BPK (jl.
Gatot Soebroto), Balai Krisda, SMP 87 Grogol, Kanisius (Goganza),
Departemen Perhubungan METEO (Meteorologi dan Geophisika), SMP
Fransiskus II, SMP 59 (jl. Bendungan Jago Kemayoran), SD Ports Serdang
Kemayoran, SMP 89 Tanjung Barat - Jakarta Barat dan Pengda Jawa Barat
meliputi Dojo PT. INS (Indonesia Nihon Seima) Tangerang, Perum Bumi
Bekasi Baru, Rindam III Siliwangi (jl. Manado Baru), dan Perum Total
Persada Tangerang.
Dalam kurun waktu tidak terlalu lama terbentuklah Pengda - Pengda di
seluruh daerah berkat ketekunan dan keuletan Sensei J. Bram Polana. Atas
usaha beliau yang tidak mudah menyerah, akhirnya dalam waktu singkat
beliau dapat mendirikan beberapa Pengda di seluruh Indonesia antara lain
: Pengda Jawa Tengah, Bali, Sumatera Barat ,Sumatera Selatan, Jambi,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan (Palembang), Kalimantan Tengah,
Sulawaesi Tenggara, Sulawaesi Utara, terakhir Kalimantan Barat.
Sejak terbentuknya Amura Karate-Do Indonesia yang dipimpin oleh Trio H.
Moch. Ramli, SH sebagai Ketua Umum, J. Bram Polana sebagai Ketua
Harian/KAKOMTEK Pusat, Ir. Tadjuddin Mustadjab sebagai Ketua Dewan Guru.
H. Moch. Ramli, SH selaku Ketua Umum Amura Karate-Do Indonesia tidak
banyak terlibat aktif dalam Roda Organisasi baik Internal maupun
External (yaitu kegiatan FORKI) sehingga terjadi dilema dan kemelut
didalam tubuh organisasi Amura Karate-Do Indonesia sendiri terutama pada
pengurus pusat maupun pengurus daerah. Akibatnya banyak pengurus pusat
maupun pengurus daerah beralih keperguruan lain atau menon-aktifkan diri
(tidak mengaktifkan diri) dan mengundurkan diri secara lisan tanpa
surat tertulis.
Namun karena kesibukan Sensei Tadjuddin Mustadjab selaku Ketua Dewan
Guru Amura Karate-Do Indonesia lebih banyak berpartisipasi pada
organisasi PB. FORKI sebagai Dewan Wasit PB. FORKI, sehingga kesehatan
beliau mulai terganggu dan sering sakit-sakitan. Akhirnya pada awal
tahun 2006 beliau wafat dengan damai. Secara teknis Roda Organisasi
Amura Karate-Do Indonesia diambil alih dan digerakkan sendiri oleh
Sensei J. Bram Polana. Sampai saat ini Pengda Amura Karate-Do Indonesia
yang masih aktif dan diketahui keberadaanya antara lain sebagai berikut :
Pengda DKI Jaya, Pengda Jawa Barat, Pengda Jawa Timur, Pengda Banten,
Pengda Kalimantan Tengah, Pengda Kalimantan Barat, Pengda Sumatera
Selatan, Pengda Sumatera Barat, Pengda Jambi, Pengda Bangka Belitung
(Ba-Bel) dan Pengda Papua.
Atas dorongan beberapa pengurus pusat maupun daerah agar Sensei J. Bram
Polana secara terus menerus meminta kepada Bpk. H. Moch. Ramli, SH untuk
aktif dan dapat meluangkan waktunya sebagai Ketua Umum agar dapat
memberikan perhatiannya terhadap organisasi Amura Karate-Do Indonesia
serta tidak melepas tanggung jawabnya sebagai Ketua Umum. Akibat
tindakan Bpk. H. Moch. Ramli, SH selaku Ketua Umum sampai sedemikian
rupa, Sensei J. Bram Polana meminta kepada pengurus Daerah untuk
langsung menghubungi Ketua Umum baik dengan surat-menyurat maupun
melalui telepon namun tidak ada jawaban yang diharapkan. Karena masa
kepengurusan sudah kadaluarsa (habis masa waktunya) mulailah
pengurus-pengurus daerah menanyakan dan merencanakan untuk mengadakan
MUNAS atau KONGRES/RAKERNAS dan kemudian ditujukan langsung kepada Bpk.
H. Moch. Ramli, SH selaku Ketua Umum akan tetapi tidak ada jawaban sama
sekali ketika itu. Kondisi perguruan Amura Karate-Do Indonesia semakin
rumit disusul dengan terbentuknya Amura Karate-Do Indonesia yang baru
dan diperkuat dengan sebuah pernyataan adanya perubahan pengurus
organisasi dan logo/lambang Amura Karate-Do Indonesia yang ternyata Bpk
H. Moch. Ramli, SH selaku Ketua Umum telah membentuk kepengurusan
organisasi Amura Karate-Do Indonesia dengan beranggotakan personil dari
Ex. / Mantan FKTI ( Federasi Karate-Do Tradisional Indonesia ) dengan
nama Perguruan Amura Karate-Do Indonesia disingkat AKSI dengan
lambang/logo yang sekarang terdaftar di FORKI yaitu Gambar Burung
Merpati Putih dan Lingkaran Merah diubah menjadi Bulan Sabit berwarna
merah.
Secara mengejutkan, PB. FORKI mengeluarkan SK. pengesahan Pengurus Pusat
dan Dewan Guru Amura Periode 2007-2012 dengan SK. no.
29/KPTS/PBFK/KU/IX//07 tertanggal 11 September 2007 yang ditanda tangani
oleh Luhut B. Pandjaitan, MPA selaku Ketua Umum PB. FORKI dan
Sekretaris Jenderal Drs. H. Hendardji S, SH (surat terlampir) dan surat
edaran mengenai pergantian logo/lambang Amura No.
205/PB.FORKI-Sekjen/XI/07 tertanggal 14 September 2007 yang
ditandatangani oleh Drs. H. Hendardji S, SH (surat terlampir). Awalnya
Sensei J. Bram Polana menerima kabar justru dari daerah – daerah bahwa
telah diturunkan SK. FORKI mengenai Susunan Kepengurusan, logo, dan
Afiliasi Teknik yang baru (Multi Aliran – 4 Aliran antara lain Shotokan,
Wado Ryu, Shito Ryu dan Goju Ryu) kemudian berdasarkan berita yang
telah dimuat pada salah satu media elektonik serta media cetak, AKSI
(New AMURA) mempublikasikannya. Bahwa telah diturunkan SK. FORKI
mengenai Susunan Kepengurusan, logo, dan Afiliasi Teknik yang baru
(Multi Aliran – 4 Aliran). 14 Pengda AMURA (WIKF) KARATE-DO INDONESIA
yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia pada saat itu sangat kaget dan
terkejut mendengar berita tersebut dan langsung mengkonfirmasi dan
memohon klarifikasi kepada beliau bagaimana hal ini bisa terjadi dan
kenapa seluruh Pengda Amura tidak mendapat konfirmasi sebelumnya
mengenai perubahan / pergantian Susunan Kepengurusan, logo, dan Afiliasi
Teknik yang baru (Multi Aliran – 4 Aliran). Sensei J. Bram Polana juga
sangat terkejut bahwa beliau tahu berita tersebut justru dari seluruh
Pengda di Indonesia, sedangkan beliau sendiri tidak diberi tahu, tidak
dikonfirmasi dan tidak diinformasikan oleh Bpk. H. Moch. RAMLI, SH
selaku Ketua Umum Amura Karate-do Indonesia akan hal ini. Secara
tiba-tiba SK. FORKI mengenai Susunan Kepengurusan, logo, dan Afiliasi
Teknik yang baru (Multi Aliran – 4 Aliran) diturunkan dan
dipublikasikan. Kemudian 14 pengda AMURA (WIKF) KARATE-DO INDONESIA
sangat geram atas tindakan otoriter yang telah dilakukan oleh Bpk. H.
Moch. RAMLI, SH selaku Ketua Umum Amura Karate-do Indonesia secara
sepihak, “ TANPA ADANYA MUNAS, TANPA ADANYA KONFIRMASI dan MUSYAWARAH
KEPADA SENSEI J. BRAM POLANA SELAKU KETUA HARIAN dan SENPAI ALBERTUS
NICO SELAKU SEKRETARIS UMUM AMURA KARATE-DO INDONESIA”. Bpk. H. Moch.
RAMLI, SH selaku Ketua Umum Amura Karate-do Indonesia bertindak sendiri
dan secara sepihak untuk mengambil alih seakan-akan beliau yang memiliki
perguruan ini sendiri. Oleh karena itu seluruh Pengda Amura Karate-do
Indonesia mengajukan permohonan penolakan kepada Sensei J. Bram Polana
untuk membuat SK. penolakan terhadap SK. FORKI yang secara sepihak telah
dikukuhkan untuk kemudian ditembuskan kepada PB. FORKI dan Ketua
Perguruan - perguruan. Menurut Sensei J. Bram Polana hal ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya surat pernyataan mengenai sikap penolakan
tersebut dan dukungannya atau penunjukannya, selain itu pula harus ada
pembenahan pengurus didalam tubuh organisasi, terutama di pusat yang
pada saat itu tidak lengkap. Terutama dalam hal ini yang paling geram
dan sakit hati adalah Amura Pengda JABAR disebabkan mereka tidak
mendapat informasi maupun konfirmasi dari H. Moch. RAMLI, SH selaku
KETUA UMUM AMURA PENGDA JABAR, justru mereka mendapat informasi dari
mass media. Padahal Bpk. H. Moch. RAMLI, SH selaku KETUA UMUM AMURA
PENGDA JABAR berdomisili sama-sama di Bandung, tapi mereka tidak
mendapat konfirmasi secara langsung dari beliau. Akan tetapi FORKI
Pengda JABAR masih tetap mengakui Amura Wadoryu.
Hal ini menimbulkan kekecewaan yang sangat luar biasa terhadap pengurus
organisasi yang ada dan tidak mengetahui sebelumnya, dimana menurut
beberapa pengurus pusat maupun daerah mengenai keputusan perubahan ini
tidak dilaksanakan secara organisatoris serta tidak sesuai dengan AD/ART
perguruan Amura Karate-Do Indonesia yang seharusnya melalui hasil
MUNAS. Apakah tindakan PB. FORKI dapat dibenarkan? Anehnya lagi
khususnya Amura Karate-Do Indonesia Pengda Jawa Barat “ menurut Sensei
J. Bram Polana Pengda Jawa Barat merupakan salah satu Pengda yang sangat
aktif dan pengurusnya mengerti akan organisasi ” dimana susunan
pengurus daerah Jawa Barat termasuk Bpk H. Moch. Ramli, SH selaku Ketua
Umum Pengda Jabar (merangkap juga sebagai Ketua Umum Amura Pusat) diubah
juga susunan pengurus Amura Pengda Jabar tanpa sepengetahuan pengurus
yang aktif lainnya.
Mengenai peristiwa tersebut Sensei J. Bram Polana dan seluruh pengurus,
khususnya pengurus Amura Pengda Jawa Barat, menganggap bahwa Sdr. H.
Moch. Ramli, SH selaku Ketua Umum telah memisahkan diri dari
kepengurusan Amura Karate-Do Indonesia yang beraliran Wado dikarenakan
telah membentuk kepengurusan baru bersama-sama dengan putranya yaitu
Soni Ramli, SH, LLM selaku Sekretaris Umum dan Ex./mantan anggota FKTI
(Federasi Karate-Do Tradisional Indonesia) diantaranya adalah ;
- Sdr. Abdul Latief - Sdr. Suyana
- Sdr. Ucok Marisi, SH, MM - Sdr. Anang Kadriansyah
- Sdr. Syahril Ossen, SE - Sdr. Nurief Muda’af
- Sdr. Tengku Adisyam
Dengan nama Amura Karate-Do Indonesia (AKSI) berlambangkan bulan sabit
merah dan memiliki konsep multi aliran antara lain : Shotokan, Shito
Ryu, Goju Ryu dan Wado Ryu. Hal tersebut menurut AD/ART FORKI seharusnya
tidak didukung / diterima begitu saja sebagai anggota baru oleh PB.
FORKI yang jelas tertera pada ART FORKI BAB III perihal Keanggotaan
Pasal ke-5 yang berbunyi ;
Pasal 5.2. “ Perguruan Karate-Do anggota FORKI harus mempunyai minimal 5 (lima) pengurus daerah”
Pasal 5.3. “ FORKI tidak lagi menerima penambahan keanggotaan Organisasi perguruan Karate-Do yang baru.
Sampai saat ini Perguruan Amura Karate-Do Indonesia yang menganut konsep
Aliran Wado (Wado Ryu) dibawah kepemimpinan Sensei J. Bram Polana masih
berjalan seperti sediakala. Ada beberapa daerah seperti Pengda Amura
Kalimantan Barat dan Pengda Sumatera Barat. Pada akhirnya secara
mengejutkan kedua pengda tersebut mengekor kepada AMURA (AKSI), sehingga
kondisi Perguruan Amura Karate-Do Indonesia saat ini dapat diasumsikan
memiliki 2 kelompok / kubu / grup (istilahnya bisa disebut seperti itu)
yaitu AMURA (WADO RYU) dan AMURA (AKSI) yang memiliki konsep multi
aliran. Perlu diketahui bahwa kedua Pengda tersebut diatas merupakan
gabungan dari perguruan lain melainkan bukan Karate-ka Wado asli seperti
Amura Pengda Sumatera Barat awalnya berasal dari Perguruan GOKASI dan
Amura Pengda Kalimantan Barat berasal dari Perguruan KKI. Kemudian
Sensei J. Bram Polana dikejutkan kembali dengan bermunculan pengda baru
yaitu Amura (Wado Ryu) Pengda Nangroe Aceh Darussalam, mereka
berafiliasi teknik ke Wado Ryu tetapi menggunakan logo / lambang Amura
(AKSI).
Inilah sekilas perjalanan Perguruan Amura Karate-Do Indonesia
berafiliasi teknik kepada aliran Wado (Wado Ryu), hanya tinggal menunggu
hasil MUNAS / MUNASLUB Perguruan Amura (WIKF) Karate-Do Indonesia yang
akan segera direncanakan .
“ Kami Keluarga Besar Amura (WIKF) Karate-Do Indonesia mengharapkan agar
PB. FORKI dapat meninjau kembali atas tindakannya terhadap SK. tersebut
diatas sesuai dengan Anggaran Dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART)
FORKI atau menyimpang dari AD maupun ART FORKI serta dapat merenungkan
bagaimana tugas PB. FORKI yang seharusnya dapat membina, mengayomi dan
menjembatani seluruh perguruan-perguruan anggota FORKI di Indonesia”.
by ": nurfaizi aje talaha { aje joxi suroboyo }